• MEDICAL KNOWLEDGES
PENYAKIT JANTUNG KORONER oleh Nabil SA, dr
Sering kita dengar di berita ada seseorang meninggal akibat penyakit jantung koroner (PJK). Tapi, apakah kita tahu secara pasti apa penyebab PJK? Di Indonesia, Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi atau penyebab disabilitas dan kerugian ekonomis yang tinggi dibanding penyakit lain.
Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena PJK, yaitu:
Sering kita dengar di berita ada seseorang meninggal akibat penyakit jantung koroner (PJK). Tapi, apakah kita tahu secara pasti apa penyebab PJK? Di Indonesia, Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi atau penyebab disabilitas dan kerugian ekonomis yang tinggi dibanding penyakit lain.
Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang terkena PJK, yaitu:
1. Faktor resiko mayor
• Hiperkolesterolemia
• Hipertensi
• Merokok
• Diabetes Mellitus
• Genetik/riwayat keluarga
1. Faktor resiko minor
• Laki –laki
• Obesitas
• Stress
• Kurang olah raga
• Menopause
PJK dapat memberikan manifestasi klinik yang berbeda, meliputi:
1. Asimptomatik (tanpa gejala)
2. Angina Pectoris
3. Infark Miokard Akut
4. Dekompensasi Kordis
5. Aritmia Jantung
6. Mati mendadak (Sudden death)
7. Syncope
Gejala yang muncul akan berbeda-beda pada setiap orang, tetapi biasanya akan terasa sebagai nyeri dada yang dirasakan seperti menekan (compressing), constricting, crushing atau squeezing (diremas), chooking (tercekik), berat (heavy pain), tajam (knife like), atau terbakar (burning) dengan intensitas yang bervariasi,seringkali terasa sangat berat sampai penderita tidak dapat menahan rasa nyeri tersebut. Nyeri dada biasa berlangsung lebih dari 30 menit bahkan sampai berjam-jam.
Lokasi nyeri biasanya retrosternal, menjalar ke kedua dinding dada terutama dada kiri, ke bawah ke bagian medial lengan menimbulkan rasa pegal pada pergelangan, tangan, dan jari. Kadang-kadang nyeri dapat dirasakan pada daerah epigastrium hingga perut terasa tidak enak (abdominal discomfort). Gejala lain yang sering menyertai adalah mual, muntah, badan lemah, pusing, berdebar, dan keringat dingin. Penderita juga sering ketakutan, gelisah, tegang, dan sering mengurut dadanya.
Bila dilakukan pemeriksaan fisik, nadi penderita dapat bervariasi bisa bradikardi bahkan takikardi, kadang disertai nadi tidak teratur karena terjadi aritmia. Tekanan darah biasanya normal, tetapi karena penurunan curah jantung tekanan sistolik sering menurun. Tekanan nadi sering menurun. Pada auskultasi jantung, suara jantung (S1) melemah dan sering tidak terdengar. Sering terdengar suara gallop S3 atau S4. Pemeriksaan foto dada biasanya normal kecuali IMA yang disertai komplikasi edema paru akut.
Pada pemeriksaan elektrokardigrafi (EKG) menunjukkan adanya elevasi segmen ST sesuai lokasi dinding ventrikel yang mengalami infark.pada fase hiperakut, perubahan EKG di dahului oleh gelombang T yang meninggi, kemudian elevasi segmen T selanjutnya terbentuk gelombang Q yang patologis disertai elevasi segmen ST.
Pemeriksaan Laboratorium, serum marteer yang dipakai:
• Creatine kinase (CK)
• CK isoenzim (CKMB)
• Serum glutamic oxaloacetit transaminase (SGOT)
• Lactit dehydrogenase (LDH)
• Cardiac troponin (cTnI, cTnT)
Prinsip pengobatan adalah mengusahakan adanya perbaikan aliran darah koroner serta mengurangi kebutuhan oksigen. Secara umum obat –obatan yang diberikan:
• Analgesik
• Nitrat
• Aspirin
• Trombolitik terapi
• Betablocker
• ACE-inhibitor
• Lantaxia
• Diet
• Modifikasi faktor resiko
• Lain – lain
Komplikasi yang terjadi pada IMA:
• Gagal jantung akut / edema paru akut
• Aritmia
• Ruptur dinding ventrikel, ruptur septum interventrikularis
• Regurgitasi mitral akut
• Syok kardiogenik
• Kematian
Sumber:
ILMU PENYAKIT JANTUNG
Editor: Prof. Dr. Boedi Soesetyo Joewono, dr., Sp. PD., Sp. JP
Dikutip ulang dan disadur oleh Nabil SA, dr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar